
Dengan telaten, suami Evi Retnowati itu menggambar dan mengarsir bagian wajah dan tubuh tokoh manusia kelelawar tersebut. “Rencananya, desain ini untuk salah satu edisi komik yang bakal dirilis bulan depan oleh DC Comics Amerika,” ujar Ardian.
Tak jauh dari meja kerjanya terdapat dua lemari. Ketika dibuka, di dalanmya penuh tumpukan kertas. Seluruhnya adalah kumpulan karyanya. “Rencananya, gambar-gambar ini juga saya kirimkan ke perusahaan komik di Amerika,”tambuhnya.
Ya, Ardian kini boleh dikata sudah menuai hasil jerih payahnya yang ditanam sejak dini. Berkat kegemarannya coret-coret sejak kecil, serta ketelatenannya belajar mendesain komik hingga sarjana, job terus mengalir dari mancanegara. Karya-karya Ardian sudah menjadi langganan perusahaan komik papan atas di Amerika, DC Comics. Perusahaan di bawah payung Warner Bros Entertainment itu kondang dengan karya superhero, mulai Superman, Batman, hingga Wonder Woman.
Saat ini dia sudah menandatangani kontrak eksklusif selama dua tahun dengan perusahaan bermarkas di New York tersebut. Ardian mengerjakan desain gambar cerita novel berjudul Dresden Files karya Jimi Butcher yang saat ini populer ditayangkan layar kaca Negeri Paman Sam. Dalam komik setebal 24 halaman itu, dia diminta untuk mengerjakan desain gambar hingga beberapa episode. Komik itu menngisahkan petualangan seorang penyihir muda yang berada di zaman modern bemama
Harry Dresden untuk melawan makhluk akhluk asing yang ingin mengacaukan dunia. “Alhamdulillah, karya-karyaku akhirnya diterima mereka. Bahkan, katanya saat ini sedang digemari di sana,” ucapnya.
Namu, semua kesuksesan itu diraih dengan perjuangan. Beberapa kali Ardian menawarkan karya-karyanya di beberapa media cetak, namun tidak membuahkan hasil. Bahkan, dia sempat dimarahi orang tua. Tapi, dia tak patah arang. Malah, dia lebih bersemangat menggambar komik. Talenta yang dimiliki sejak kecil itu mulai menampakkan hail pada pertengahan 2005. Yakni, ketika dia iseng-iseng mencari informasi di internet serta kabar dari beberapa teman.
Dia mencoba memasang galeri di situs Internet untuk menawarkan desain komik di perusahaan luar negeri. “Saat kami tawarkan desain gambar, awalnya mereka tidak tertarik. Namun, selang beberapa waktu kemudian mereka tertarik. Meski tanpa gaji,” terangnya. Seiring jam terbang dan hasil karyanya yang semakin berkualitas, pada pertengahan 2007 karyanya diiterima DC Comics. Honornya sekitar USD 50 (sekitar Rp 480 ribu) per halaman. Komik yang dia garap berjudul Take a Chance. “Meski terbit belakangan, sejak saat itu semangatku membuat komik semakin terpacu,” ungkapnya.
Dan situ karya-karyanya Semakin teruji. Dia terus mendapatkan tawaran untuk menyelesaikan gambar beberapa cerita komik. Di antaranya, Batman and Superman, Justice League of America, dan beberapa judul yang lain. Tentunya, honornya semakin besar. “Saya merasa bersyukur. Saat ini satu lembar mendapat honor USD 235 (sekitar Rp 225 juta). Bahkan, kertas gambar dikirim langsung dari sana (Amerika),” katanya. (mas tricahyono/oki)

Source: http://sastra.um.ac.id/?p=1121
keren....banget..kapan ya da orang kaya yang gila mau gaji gw 225 juta sehari...wwkwkwkwk
ReplyDeletesaya juga orang tulungagung... 8)
ReplyDelete